Seringkali dalam hidup ini hati kita gelisah akan sesuatu yang belum tentu benar, buktinya tak jarang kita gelisah saat membaca postingan orang lain ataupun mendengar omongan orang lain, hati kita tiba-tiba tersindir.
Tetapi bersyukurlah dengan bijaksana, sebab saat itu Allah tengah mengetuk hati kita untuk bisa mengkaji dan merenungi ulang segala sikap dan perilaku dalam diri.
Maka dari itu saat hatimu merasa tersindir dengan sebuah kebaikan bersyukurlah dengan bijaksana, jangan diduluin nyinyir ataupun berburuk sangka, tetapi duluinlah untuk berpikir dan berhusnuddzan.
Saat Hati Tersindir Dengan Sebuah Kebaikan, Bersyukur Karena Tandanya Hati Kita Masih Hidup Tetapi Sedang Sakit
Saat hati merasa tersindir dengan sebuah kebaikan maka bersyukur karena tandanya hati kita masih hidup tetapi sedang sakit, tidak usah nyinyir apalagi sampai ngoceh tidak jelas.
Sebab jika memang tak melakukan seperti yang mereka katakan ataupun yang mereka posting untuk apa merasa tersindir, sebab jika kita memang tak melakukan yang mereka katakan sudah tentu perasaan kita akan baik-baik saja.
Tersindir Bisa Jadi Karena Apa Yang Kita Lakukan Itu Benar Adanya Sesuai Apa-Apa Yang Membuat Kita Tersindir
Iya, tersindir bisa jadi karena apa yang kita lakukan itu benar adanya sesuai apa-apa yang membuat kita tersindir, misalnya ketika melihat postingan yg membahas pacaran haram, lalu kita tersindir, maka bisa jadi kita sedang pacaran, bener nggak?
Ketika postingan mengenai berhijablah syar’i menutupi dada dengan memakai gamis bukan baju ketat & celana jeans, kita tersindir maka bisa jadi kita hijabnya belum syar’i.
Ketika melihat postingan jangan berhias (tabarruj) selain depan mahram dan suami maka kita tersindir, bisa jadi kita memang suka berhias dan suka melenong tidak jelas hanya untuk mendapat penilaian manusia yang lainnya.
Ketika melihat postingan jangan upload foto diri dlsb diselipi caption dakwah yang katanya mencontohkan baik, padahal hakikat hijab dan niqab adalah menyembunyikan kecantikan, kita tersindir, maka bisa jadi kita sering begitu.
Maka Bersyukurlah Jika Tersindir, Setidaknya Kita Bisa Berpikir, Apakah Itu Benar? Apakah Itu Salah? Ataukah Diri Ini Yang Salah?
Maka, bersyukurlah jika hati kita tersindir, setidaknya kita bisa berpikir apakah itu bnear? Apakah itu salah? Ataukah diri ini yang salah? Oleh karenanya berbijaksanalah dalam menanggapi perkataan orang lain, jangan diduluin untuk bersu’uddzan dan semacamnya.
Tetapi berhusnuddzanlah terlebih dahulu, lalu kemudian berpikirlah dengan baik, sebab bila kita berpikir dengan baik dan mentela’ahnya dengan bijak maka hikmah yang luar biasa akan tampak dalam diri.
Tersindir Awal Hidayah Mengetuk Pintu Hati, Awal Cahaya Mencoba Untuk Menerobos Gelapnya Hati Karena Mengutamakan Kesenangan Diri
Ingatlah, tersindir itu adalah awal hidayah mengetuk hati, awal cahaya mencoba untuk menerobos gelapnya hati karena mengutamakan kesenangan diri.
Sadarilah dengan bijaksana, mungkin selama ini hati yang kita rabaik sebenarnya tedaklah baik-baik saja, sebab bila memang baik maka tentu kita takkan pernah merasa nyinyir dengan niat baik orang lian.
Tersindir Ibaratnya Diagnosa Pertama Hati Yang Sedang Sakit, Langkah Selanjutnya Ialah Harus Diobati
Tersindir ibaratnya diagnosa pertama hati yg sedang sakit, langkah selanjutnya ialah harus diobati. Diobati dengan apa? Ilmu agama, perbanyak istighfar, perbanyak deket dengan Allah.
Sekali lagi, bersyukurlah jika sering tersindir, saya pun sering demikian dengan begitu mari kita cepat mengobati hati kita, ebelum hati mati dan Allah tutup hati kita dari hidayah-Nya, na’udzubillahi min dzalik…
Semoga hati kita dilapangkan selapang-lapangnya menerima nasehat agama, karena itu adalah obat yang awalnya pahit tapi bisa membuat hati kita sembuh dari segala penyakit hati yang sedang menjangkit, Aamiin.
Tetapi bersyukurlah dengan bijaksana, sebab saat itu Allah tengah mengetuk hati kita untuk bisa mengkaji dan merenungi ulang segala sikap dan perilaku dalam diri.
Maka dari itu saat hatimu merasa tersindir dengan sebuah kebaikan bersyukurlah dengan bijaksana, jangan diduluin nyinyir ataupun berburuk sangka, tetapi duluinlah untuk berpikir dan berhusnuddzan.
Saat Hati Tersindir Dengan Sebuah Kebaikan, Bersyukur Karena Tandanya Hati Kita Masih Hidup Tetapi Sedang Sakit
Saat hati merasa tersindir dengan sebuah kebaikan maka bersyukur karena tandanya hati kita masih hidup tetapi sedang sakit, tidak usah nyinyir apalagi sampai ngoceh tidak jelas.
Sebab jika memang tak melakukan seperti yang mereka katakan ataupun yang mereka posting untuk apa merasa tersindir, sebab jika kita memang tak melakukan yang mereka katakan sudah tentu perasaan kita akan baik-baik saja.
Tersindir Bisa Jadi Karena Apa Yang Kita Lakukan Itu Benar Adanya Sesuai Apa-Apa Yang Membuat Kita Tersindir
Iya, tersindir bisa jadi karena apa yang kita lakukan itu benar adanya sesuai apa-apa yang membuat kita tersindir, misalnya ketika melihat postingan yg membahas pacaran haram, lalu kita tersindir, maka bisa jadi kita sedang pacaran, bener nggak?
Ketika postingan mengenai berhijablah syar’i menutupi dada dengan memakai gamis bukan baju ketat & celana jeans, kita tersindir maka bisa jadi kita hijabnya belum syar’i.
Ketika melihat postingan jangan berhias (tabarruj) selain depan mahram dan suami maka kita tersindir, bisa jadi kita memang suka berhias dan suka melenong tidak jelas hanya untuk mendapat penilaian manusia yang lainnya.
Ketika melihat postingan jangan upload foto diri dlsb diselipi caption dakwah yang katanya mencontohkan baik, padahal hakikat hijab dan niqab adalah menyembunyikan kecantikan, kita tersindir, maka bisa jadi kita sering begitu.
Maka Bersyukurlah Jika Tersindir, Setidaknya Kita Bisa Berpikir, Apakah Itu Benar? Apakah Itu Salah? Ataukah Diri Ini Yang Salah?
Maka, bersyukurlah jika hati kita tersindir, setidaknya kita bisa berpikir apakah itu bnear? Apakah itu salah? Ataukah diri ini yang salah? Oleh karenanya berbijaksanalah dalam menanggapi perkataan orang lain, jangan diduluin untuk bersu’uddzan dan semacamnya.
Tetapi berhusnuddzanlah terlebih dahulu, lalu kemudian berpikirlah dengan baik, sebab bila kita berpikir dengan baik dan mentela’ahnya dengan bijak maka hikmah yang luar biasa akan tampak dalam diri.
Tersindir Awal Hidayah Mengetuk Pintu Hati, Awal Cahaya Mencoba Untuk Menerobos Gelapnya Hati Karena Mengutamakan Kesenangan Diri
Ingatlah, tersindir itu adalah awal hidayah mengetuk hati, awal cahaya mencoba untuk menerobos gelapnya hati karena mengutamakan kesenangan diri.
Sadarilah dengan bijaksana, mungkin selama ini hati yang kita rabaik sebenarnya tedaklah baik-baik saja, sebab bila memang baik maka tentu kita takkan pernah merasa nyinyir dengan niat baik orang lian.
Tersindir Ibaratnya Diagnosa Pertama Hati Yang Sedang Sakit, Langkah Selanjutnya Ialah Harus Diobati
Tersindir ibaratnya diagnosa pertama hati yg sedang sakit, langkah selanjutnya ialah harus diobati. Diobati dengan apa? Ilmu agama, perbanyak istighfar, perbanyak deket dengan Allah.
Sekali lagi, bersyukurlah jika sering tersindir, saya pun sering demikian dengan begitu mari kita cepat mengobati hati kita, ebelum hati mati dan Allah tutup hati kita dari hidayah-Nya, na’udzubillahi min dzalik…
Semoga hati kita dilapangkan selapang-lapangnya menerima nasehat agama, karena itu adalah obat yang awalnya pahit tapi bisa membuat hati kita sembuh dari segala penyakit hati yang sedang menjangkit, Aamiin.
0 Komentar
Silahkan berkomentar sesuai dengan judul artikel,
Kritik dan saran sangat membantu saya dalam memeperbaiki blog ini.
Terima kasih atas kunjungan anda...