Belum sempat ku minta maaf…nomer hp sudah tidak aktif,begitupun teman-temanmu tidak ada yang mau menjawab sms dan teleponku.Hanya dinding facebook yang bisa menghubungkanku dengan duniamu,meski sekedar melihat status-status barumu yang mewakili berita kabar tentangmu.Marahmu yang membuatmu benci terhadapku,aku terima sebagai teguaran atas sikapku yang salah karena duduk berduaan dengan dia didepanmu.Tapi aku tidak pernah sedikitpun marah terhadapmu saat melihat fotomu dengan gadis lain di pic facebook kamu.karena aku yakin,kamu cuma emosi sesaat.Email dan pesan facebook tidak pernah lagi dibalas apalagi comment terhadap status-stastusku.mungkin dinding facebookku terlalu kecil sehingga tidak terlihat olehmu.aku memakluminya dan akan terus menunggu balasanmu.
Hari itu dia memang datang,dan duduk disampingku agak dekat.Jika hari itu hujan,aku yakin suhu emosimu tidak sampai 30 derajat.sayangnya hari itu panas,karena sedang musim kemarau.kamu langsung pergi tanpa sepatah katapun.kamu tidak sempat melihat dia jalan terpapah-papah mengerjarmu sambil berusaha teriak memanggilmu untuk menjelaskan dan meminta maaf kepadamu.Tapi sayangnya dia terlalu lemah sampai terjatuh tak berdaya di tanah,hanya mulutnya saja yang bergerak tanpa ada kata-kata yang terdengar jelas karena pita suaranya sudah rusak.
Kamu tahu,setelah aku membawanya kerumah sakit tempat dia tinggal selama sebulan ini…aku terus berusaha menghubungimu untuk memberi penjelasan dan meminta maaf.aku tidak bisa tidur semalaman karena khawatair terhadapmu yang tiba-tiba hilang bagai ditelan bumi.begitupun keluarga dan teman-temanmu yang tiba-tiba mengabaikan pesan dan teleponku.Aku takut sesuatu terjadi kepadamu,aku takut kehilanganmu.
Saat matahari menyapa bumi,aku seperti mendapat energi kembali dan siap melangkah manuju rumahmu.Tapi,tiba-tiba hp aku berdering.Aku berharap panggilan telepon dari kamu,ternyata dugaanku salah.ini nomor tidak dikenal.aku tidak mengangkatnya sampai dua kali berdering.tapi hp ku terus berdering,lagi-lagi dari nomor tidak dikenal.aku putuskan untuk mengangkatnya.suara perempuan yang sepertinya pernah aku kenal,dengan tersengguk-sengguk dia memberitahuku “nak…melisa ya…?”belum sempat aku menjawab,”ini ibunya bagus,bisa tolong kerumah ibu nak.?”aku bertanya-tanya untuk apa aku disuruh kesana.?padahal 2 tahun yang lalu aku diusir olehnya dengan alasan aku bisa menularkan penyakit kepada anaknya,meski akhirnya anaknyalah yang terserang lebih dulu setelah dipaksa berpisah denganku …”hari ini bagus akan dimakamkan,bisa tolong dampingi ibu ke makam nak.?”sontak seperti petir menyambarku,aku lemas…dan kehilangan semua energi yang baru kurasa,sebelum akhirnya hp ku terjatuh sempat kumengucap “iya”…mungkin tidak akan terdengar oleh orang didepan mata sekalipun.entah apa yang menuntunku bisa sampai kerumah bagus dan ikut memakamkan dia.
Sekarang hari ke-100 dia pergi meninggalkan kita makhluk yang penuh dosa di bumi ini.dan ini hari ke-100 juga aku terbaring di rumah sakit setelah pulang dari pemakamannya bagus.
Aku ingin kamu tahu kalau aku sangat mencintaimu,aku sangat menyayangimu,aku sangat merindukanmu dan aku sangat ingin hidup bersamamu ditengah-tengah keluargamu yang harmonis dan supportif.karena kamu dan keluargamu adalah orang-orang yang sangat baik,orang yang mau menerima keadaan seseorang apa adanya.
Aku ingin melihatmu lagi,meski cm sekali.Tenang saja,sekarang aku tidak akan memintamu untuk mencintaiku,untuk menyayangiku apalagi unutk mendampingi hidupku lagi.kalo sampai kamu yang memintanya pun aku akan menolak dengan tegas.!karena…aku dengan kondisi yang sekarang cuma akan menjadi beban hidupmu dan menajdi aib keluargamu saja.Aku hanya ingin berterimakasih atas cinta dan kasih yang telah kamu dan keluargamu beri untukku selama ini.Maafkan semua kekurangan dan salah aku terhadap kamu dan keluargamu.Dan terimalah permintaan maaf bagus untuk yang terakhir kali.
Stress yang berlebihan telah melumpuhkan semua organ tubuh orang-orang yang lemah mental seperti aku dan bagus.jika tidak segera diobati secara sikologi,tamatlah dunia ini bagi kami kecuali perasaan kami yang masih bisa bertahan.
Aku,bukan lagi Melisa yang dulu…ceria,ramah dan supel.Aku tidak lain dari sekedar boneka yang bisa bernafas dan melirik diatas ranjang putih menunggu mata ini lelah untuk menerawang harapan-harapan kosong.menunggu udara-udara enggan masuk ke tenggorokanku,hingga seluruh tubuhku terasa hampa.Tapi,saat-saat itu tidak tahu kapan datangnya…sepertinya menunggu jawaban “aku memaafkanmu dan juga Bagus” dari hati emasmu lewat bibirmu yang tipis.Aku akan pulang kembali kepadaNYA dengan tersenyum dan menemui Bagus untuk menyampaikan permohonan maafnya telah diterima olehmu.
Semoga Tuhan membalas kebaikan kamu dan keluargamu berlipat ganda…
Aku menunggumu datang di dunia yang abadi mengucapkan ikrar ijab qobul di hadapan ayah dan keluargaku,juga keluagamu.
Share From Lulu-Wijaya
0 Komentar
Silahkan berkomentar sesuai dengan judul artikel,
Kritik dan saran sangat membantu saya dalam memeperbaiki blog ini.
Terima kasih atas kunjungan anda...