Recents in Beach

Di Atas Langit Masih Ada Langit

Bagi sebagian orang, setelah sepuluh tahun tidak kuliah, rasanya akan merasa malas untuk belajar kembali, harus menghafal teori-teori dan mengerjakan pekerjaan rumah yang telah ditentukan oleh sang guru. Apalagi aku masih mempunyai pekerjaan penuh waktu, jadi harus pandai-pandai membagi waktu. Jika tidak, pasti akan mudah putus ditengah jalan.
-->


Tetapi yang cukup menguntungkan, bidang pelajaran yang aku ambil merupakan bidang yang aku sukai, yakni bidang desain grafis. Lagipula aku mempunyai pengalaman di bidang ini selama lebih dari dekade. Jadi aku mempunyai kepercayaan diri yang cukup tinggi. Bahkan dalam hati kecilku berkata mungkin kemampuanku tidak kalah dengan dosen yang akan mengajar.

Waktu memasuki wawancara dengan dosen koordinator, aku dinyatakan ‘lulus’ dan boleh mengambil mata pelajaran tingkat menengah (intermediate) yakni pelajaran semester ketiga dari enam semester yang harus kuselesaikan.

Maka dengan rasa percaya diri yang super mantap, akupun masuk pada hari pertama kuliahku. Seminggu telah berlalu dan aku mengikuti ketiga kelas yang aku ambil pada semester itu. Dan tak ayal lagi, aku menerima pekerjaan rumah yang menumpuk dari setiap kelas. Belum lagi tes kecil yang diadakan setiap dua minggu sekali. Maka tak terasa terjadi perubahan jadwal dalam kehidupan sehari-hariku.

Di mana setelah delapan jam bekerja, aku masih harus menyempatkan diri untuk belajar dan menyelesaikan proyek pekerjaan rumah kuliahku. Dan hari-hari itu membuatku cukup stress. Rasanya tidak ada waktu lagi untuk bersantai. Hari demi hari berlalu, tekanan yang kualami rasanya menghambat ide kreasi pembuatan desain grafis yang harus kuselesaikan. Dan hal ini semakin lama kurasakan bertambah berat.

Hal tersebut semakin nyata dengan hasil yang kurang baik dari 2 proyek yang kuselesaikan untuk dua kelasku. Maka tekanan semakin membebani hati dan pikiranku. Setiap kali hendak pergi ke kuliah, aku merasa enggan, karena perasaan tertekan.

Doa teduh juga tak kulupakan sambil bertanya kepada Tuhan, apakah ini kehendak Tuhan? Atau aku yang salah mengambil kelas? Dan saatnya pula aku mengevaluasi apakah ada yang salah dari diriku?
 

Kepercayaan diriku yang berlebihan menjadikanku tinggi hati. Aku meremehkan pelajaran yang kuterima, karena memang secara praktis delapan puluh persen pelajaran kuliah tersebut telah aku praktekan dalam dunia bisnis. Maka aku menggangap, aku dapat melakukan semua perkejaan rumah tersebut dengan sebelah mata.

Dan ternyata itulah awal kejatuhanku. Aku teringat akan cerita tentang seekor katak yang harus memilih salah satu dari dua bejana yang diletakkan dihadapannya. Bejana pertama berisi air mendidih, sedangkan bejana kedua berisi air suhu normal yang diletakkan diatas sebuah kompor. Dan ternyata si katak lebih suka melompat masuk bejana kedua, karena si katak berpikir bejana pertama sangat berisiko baginya. Setelah didalam bejana yang kedua, si katak nampak enjoy dan tidak merasakan perubahan suhu air yang sedikit demi sedikit temperaturnya mulai naik hingga mencapai titik didih. Apa yang terjadi kemudian ? Si katak mati terebus.

Mungkin ini adalah gambaran yang tepat tentang dosa. Seringkali kita tidak menyadari bahwa kita telah terbuai oleh dosa, kita telah menggantikan Tuhan dengan diri kita atau dengan hal lain yang kita sukai. Perlahan-lahan kita tidak akan bergantung lagi pada Tuhan, tetapi lebih bergantung pada kepandaian otak kita, materi yang kita punyai, kekuatan tubuh kita dan sebagainya.

Dari ‘kegagalan’ dua proyek pekerjaan rumahku tersebut, aku diingatkan kembali untuk berendah hati, tetap setia mengandalkan Tuhan dalam hidupku. Seperti pepatah Cina yang mengatakan, “Di atas langit masih ada langit” yang artinya, ketika kita merasa hebat atau pandai, jangan lupa bahwa masih ada orang lain yang lebih hebat atau lebih pandai dari kita. Atau kata lainnya hal itu mengajarkan pada kita untuk dapat berendah hati dan tidak menyombongkan diri.

Posting Komentar

0 Komentar