Semalam selepas saya memposting bela sungkawa bagi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT160, seorang sahabat fb memberitahu bahwa dua orang kawannya, Junaidi dan Dolar yang anggota DPRD Babel itu selamat dari kecelakaan pesawat itu, karena ketinggalan pesawat.
Demikian pula dengan Sony, yang juga ketinggalan pesawat, karena ia terjebak macet di tol Cikampek, sehingga ia telat sampai Bandara Soetta dan ketinggalan pesawat itu (Detik, 29/10).
Lalu tanpa firasat apa pun, ia meneruskan keberangkatannya dengan memilih penerbangan berikutnya, yakni Sriwijaya, yang take off pukul 09.40 WIB.
Ia tidak mendapat info sama sekali soal kecelakaan yang menimpa teman-temannya, yang on time datang, dan terbang lebih dahulu dgn pesawat na'as itu.
Saat mendarat dan diberitahu, ia merasa lemas. Menetaskan air mata. Membayangkan teman-temannya dijemput maut di tengah laut.
Demikian pula pada kecelakaan Air Asia tahun 2015 lalu, tujuan Singapore, yang masih lekang diingatan saya, 10 orang calon penumpang Air Asia terpaksa pindah pesawat karena mereka tidak menerima pemberitahuan bahwa pesawat Air Asia itu dimajukan waktunya.
Demikian pula pada kejadian yang sama, satu keluarga di Surabaya, karena bangun kesiangan akhirnya terlambat kebandara dan jetinggalan pesawat.
Awalnya mungkin mereka kecewa, komplain, bahkan tak jarang marah dengan keadaan, kenapa tidak ada yang memberitahu, kenapa harus macet atau kenapa harus bangun kesiangan.
Tetapi saat, mereka mendengar info mengenai kecelakaan itu. Akhirnya mereka pulang tanpa mempedulikan semua tiket, Voucher Hotel, dan acara yang telah mereka booking.
Mereka shock dan pulang untuk merenungkan semua itu, bahkan berdo'a dengan penuh syukur, karena Tuhan memberikan mereka 'The Second Life', kehidupan kedua untuk menjalani hidup.
Sahabat...
Kadang-kadang kesusahan yang kita alami merupakan berkat tersembunyi yang Tuhan berikan untuk kita.
Kadang kita 'marah' kepada orang lain, lingkungan bahkan (mungkin) Tuhan atas apa yang kita alami, tapi mungkin itu semua terjadi karena Tuhan sudah punya rencana yang indah untuk kita.
Jangan cepat marah atas apa yang telah kita alami, karena kita percaya, Tuhan telah merencanakan hal yang paling baik bagi kita.
Maut memang tidak bisa diduga. Karena mati memang tak bisa dimajukan juga dimundurkan, semua ada waktunya sendiri-sendiri.
Tuhan memilih mereka yang sudah waktunya, dan mereka yang belum waktunya.
Bukan macet yang menyelamatkan mereka, atau karena tak dapat informasi awal atau bahkan karena bangun kesiangan.
Mereka selamat karena memang belum waktunya, dan belum habis rezeki yang Tuhan tetapkan bagi mereka.
Kelak, bila sudah tunai seluruh urusan, mereka akan pergi. Dengan cara yang tak disangka-sangka. Begitu pula kita... bahkan yang tak naik pesawat sekalipun...
Jangan menyikapi berita kecelakaan pesawat layaknya orang yang berhasil lolos dari maut dengan tidak mau naik pesawat lagi.
Maut akan datang, tak peduli selihai apa pun kita menghindarinya, bahkan ketika kita ditempat tidur sekalipun...
Mari do'akan mereka yang menjadi korban...
Semoga Allah mengampuni dosanya dan diterima segala amal perbuatannya...dan ditempatkan di Sorga... Aamiin
Bagi keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi cobaan tersebut...dan diberikan kehidupan yang lebih baik...
Bagi kita yang masih diberi kesempatan menjalani hidup ini, mari selalu bersyukur dan tawakkal dalam menjalani hidup ini.... Semoga bermanfaat...
0 Komentar
Silahkan berkomentar sesuai dengan judul artikel,
Kritik dan saran sangat membantu saya dalam memeperbaiki blog ini.
Terima kasih atas kunjungan anda...