Recents in Beach

SEBUAH PENGGALAN CERITA - Akibat Nyerobot Suami Orang

Saat suami tercinta  inginkan dua wanita, aku mundur dan mengalah.  Pantang bagiku memperebutkan lelaki. Jika ia tak mampu memilih maka aku yang pergi.    Wanita kedua  tertawa bahagia penuh kemenangan.  Namun semua  sekejap saja. Perbuatannya nyerobot suami orang ternyata mendapat balasan. Suaminya menikah lagi dengan orang yang sangat ia kenal.  Ternyata Allah luar biasa adilnya. Comes around goes around.
Rasanya belum lama aku rasakan hatiku berdarah darah, dikhianati suami tercinta dan  ditikam dari belakang oleh sahabat sendiri.  Rasanya belum lama kusaksikan dengan mata kepalaku  saat mereka berkasih mesra dan aku pingsan. Padahal saat bisik bisik tetangga menerpa  mereka tak pernah mengakui memiliki  hubungan terlarang. Hari itu semua terang benderang. Tuhan mengabulkan doa doaku.
Enam  tahun lalu dengan bangga dia  berkata,
" Makanya jadi wanita harus mikir, mengapa suamimu  mau sama aku!"
Tak merasa bersalah apalagi malu, menebar berita, pamerkan photo nikah siri kepelosok dunia,
" Ini lho aku! akhirnya dinikahi boss pengusaha yang sudah beristri."
Dialah Dina yang datang dari daerah mencari pekerjaan lalu kuterima menjadi pegawai di perusahaanku.  Aku sangat suka padanya, karena ia rajin, jujur dan mau belajar. Perlahan kepercayaanku meningkat, Dina yang tadinya hanya pegawai biasa lalu  menjadi sahabat.  Betapa sayangnya aku padanya, kuanggap dia adik sendiri.
Saat itu usia Dina tak muda lagi, 32 tahun dan masih sendiri. Selalu kunasihati agar hati hati mencari suami, jangan sampai nyerobot suami orang. Jangan menjadi istri kedua, ketiga apalagi ke empat, tapi jadilah istri satu satunya.   Dinapun  menjawab, " Amit amit deh aku ngga akan  merebut suami orang. "
" Jangan pergi, tetaplah disini. Kita rawat suami kita sama sama."  kata Dina waktu itu tanpa rasa sesal melukai hatiku.
Kujawab dengan tegas,
" Silahkan ambil suamiku, berbahagialah  diatas air mataku. Semoga kalian bahagia."
Aku mampu mandiri walau tanpa suami, bahkan mampu bekerja diluar negeri.  Beberapa tahun kemudian dilamar sahabatku dari negeri Kanguru. Kini hidupku bahagia bersama suami tercinta.
Hubunganku dengan mantan terus berjalan, kami bagai saudara tak ada lagi rasa marah. Bagiku semua kejadian ada hikmahnya. Katanya ia menyesal menyakitiku, cintanya pada sang istri  terkikis habis. Dina  selalu curiga pada siapa saja yang berwujud wanita. Tak pernah menghormatinya sebagai suami.  Aku hanya menjawab, " Dia wanita pilihanmu, terimalah apa adanya."
Aku berusaha berteman lagi dengan Dina, ingin kuucapkan terima kasih padanya karena Allah telah memberiku pengganti yang jauh lebih baik. Namun tampaknya dia selalu  cemburu padaku.  Setiap ada urusan  dengan mantan, Dina akan membalas dengan sms,
" Tolong ya jangan ganggu suamiku!" Aku  hanya tertawa membacanya.
Hidup Dina jadi parno begitu, apalagi setelah mengetahui suaminya menikah lagi dengan seorang wanita yang sangat dikenalnya. Ia datangi  rumah wanita itu, berteriak teriak pada tetangga, menghina si wanita   dan menyebutnya pelacur gembel.
Dina  makin depressi, tiada hari tanpa emosi. Apalagi saat ia minta sang suami menceraikan wanita itu dan mendapat jawaban menyakitkan.
" Mengapa bukan kamu saja yang pergi dari hidupku!"
Saat istri muda dimanja manja dan lelap dalam dekapan, Dina tak bisa tidur dan  sering sakit sakitan. Inikah yang disebut karma?  Entahlah...


KESIMPULAN.....

Bagi laki-laki, tidak ada godaan yang lebih besar daripada godaan wanita. Dalam status sosial dan ekonomi apapun, kehadiran wanita dalam kehidupan laki-laki akan selalu menarik perhatian. Bahkan tak jarang kehadiran tersebut membuat banyak laki-laki jatuh bangun dibuatnya. Meskipun demikian, hal tersebut tidak serta merta menjadikan semua wanita sebagai individu-individu penggoda. Mereka tetap mempunyai kontrol terhadap dirinya sendiri agar tetap disegani dan dihormati keberadaannya. Sayangnya, masih banyak wanita yang acapkali mengabaikan kemuliaan martabat dan pentingnya arti sebuah kehormatan. Mereka dimanjakan oleh nafsu sehingga rela melakukan berbagai hal yang justru merusak nama baiknya sendiri. Salah satunya adalah wanita yang mau bersusah payah merebut suami orang. Sampai sekarang saya masih suka bingung sendiri, kenapa ada wanita yang ngotot mau mendapatkan suami orang? Tak hanya itu, wanita perebut suami sepertinya juga mudah terbuai dengan bualan lelaki yang mengatakan bahwa ia akan menceraikan isterinya pada saatnya nanti. Hal apakah yang bisa mendorong seorang wanita bisa berbuat demikian? Mungkinkah kemilau harta dan  kenikmatan hidup telah mendorong wanita-wanita perebut suami untuk melakukan apa saja agar sang lelaki jatuh ke dalam pangkuannya? Atau mungkin itu dikarenakan oleh rasa cinta? Rasanya sulit untuk menerima alasan bahwa merebut suami orang adalah tindakan atas nama cinta yang dapat dimaklumi. Bagi saya, alasan tersebut nampak dibuat-buat dan sebuah pembenaran yang dipaksakan. Menggunakan cinta sebagai dalih untuk merebut suami orang adalah perbuatan menipu diri sendiri. Karena cinta tidaklah buta, dan cinta tak mungkin mendorong kita untuk berbuat kerusakan. Apalagi hingga menghancurkan rumah tangga orang lain. Apabila ada wanita yang mengatasnamakan cinta untuk merebut suami orang, maka saya yakin cinta sesungguhnya bukanlah pada sang lelaki. Tapi pada apa-apa yang bisa diberikan lelaki tersebut sehingga sang wanita bisa terus memanjakan nafsu keduniaannya. Dengan begitu, cukup adil kiranya jika saya mengatakan bahwa wanita perebut suami sebenarnya adalah wanita-wanita pemalas. Malas mensyukuri, malas berusaha, malas mewujudkan harapan dengan cara yang benar. Rasa malas ini pada akhirnya menjadikan mereka individu-individu yang pesimis dan selalu ingin hidup dengan cara instan. Yang anehnya lagi, wanita perebut suami suka dengan "polosnya" membuat anak. Seolah-olah anak hasil selingkuhan adalah stempel mujarab untuk membuat sang lelaki tak berdaya dan takluk pada kemauan sang wanita. Tapi tak sampai di situ saja. Jika dirasa perlu, merekapun tak sungkan untuk memainkan peran sebagai "korban" dan menggunakan anak hasil selingkuhan sebagai alat untuk mendapatkan belas kasihan. Alangkah menyedihkan jika kita memikirkan kehidupan anak-anak yang dihasilkan dari perselingkuhan. Kelak mereka akan hidup dalam dunia yang membingungkan, serba salah, dan tentunya memalukan. Wanita perebut suami, tidakkah mereka berpikir bahwa segala upaya untuk bisa "memenangkan" suami yang tergoda hanya akan berujung pada rasa sakit? Jika seorang wanita berhasil merebut suami orang dan kemudian menikahinya, tidakkah ia berpikir bahwa suami barunya bisa meninggalkannya kapan saja dengan cara yang sama? Merebut suami orang kan menyakiti keluarga suami dan pada akhirnya akan menyakiti wanita perebut suami itu sendiri. Merebut suami orang bukanlah pilihan cerdas ataupun realistis. Merebut suami orang adalah salah satu bentuk keserakahan akan kemilau harta dan kenikmatan duniawi. Sungguh sayang jika ada wanita yang rela merendahkan martabat dan kehormatannya sendiri demi mendapatkan sesuatu yang bukan haknya semenjak awal.
SUDUT PANDANG LAIN
Jatuh cinta tidak ada logikanya, betul tidak? Seseorang yang super pintar sekalipun bisa sangat bodoh ketika sedang jatuh cinta. Termasuk.. jatuh cinta dengan suami orang.
Tidak selamanya jatuh cinta dengan pria beristri memiliki konotasi negatif, mengeruk uang sang pria misalnya. Ada juga wanita baik-baik yang tulus mencintai suami orang, bahkan jatuh cinta teramat dalam dengannya. Namanya juga panah cinta, bisa menancap di hati siapa saja tanpa pandang bulu.
Sayangnya, ketika panah itu tertancap pada seorang pria yang sudah memiliki istri (bahkan memiliki anak), ada beberapa konsekuensi yang harus Anda tanggung jika nekat melanjutkan perasaan. Inilah beberapa di antaranya:
  • Cinta Yang Penuh Kebohongan

    Cinta memang indah, tetapi dalam balutan kebohongan, Anda dan dia tidak akan pernah menikmati cinta yang sesungguhnya. Anda mungkin senang makan malam berdua dengannya, ngobrol sambil minum kopi dengannya, tetapi yakinlah, dia menemui Anda dengan setumpuk kebohongan pada istrinya. Demikian juga dengan Anda, Anda tidak akan pernah bisa bebas pergi dengannya, karena takut ketahuan jalan dengan suami orang. Main kucing-kucingan dan penuh kebohongan, itulah yang akan Anda lakukan.
  • Berpotensi Merusak Rumah Tangga

    Sudah jelas, hubungan cinta seperti ini berpotensi merusak kebahagiaan pernikahan orang lain. Jika Anda berhasil memenangkan hati sang pria (tetapi pria biasanya lebih memilih istri dan anak-anaknya ketimbang selingkuhannya), maka Anda adalah sebab utama mengapa rumah tangganya berakhir. Anda sudah menciptakan sebuah perpisahan, perceraian dan juga trauma pada anak-anak pria yang Anda cintai.
  • Dicap Wanita Perusak Rumah Tangga Orang

    Di Indonesia (bahkan di seluruh dunia), wanita lebih mudah dijadikan pelampiasan. Untuk kasus seperti ini, Anda akan dianggap duri yang melukai rumah tangga orang lain. Apapun alasannya, bahkan kalaupun yang menyukai Anda terlebih dahulu adalah sang pria, Anda akan tetap menjadi si wanita perusak rumah tangga orang lain. Siapkah Anda hidup dengan julukan itu seumur hidup? Bahkan hingga kelak jika Anda memiliki anak, cap negatif itu akan terus menempel.
  • Si Pria Bukan Orang Setia

    Mungkin Anda bahagia bisa membuat seorang pria berpaling dari istrinya dan memilih Anda. Mungkin Anda terbahak-bahak saat sang pria lebih memilih makan malam dengan Anda daripada membacakan dongeng sebelum tidur untuk anak-anaknya. Tetapi sadarkah dengan siapa Anda berhadapan? Dengan PRIA YANG TIDAK SETIA. Pria setia tidak akan melupakan keluarganya demi bersenang-senang dengan wanita lain, terlebih lagi jika hubungan Anda sudah memasuki 'zona terlarang'.
    Apakah pria tidak setia ini yang Anda inginkan untuk menemani Anda seumur hidup? Jika ada wanita lain datang kembali dalam hidupnya, Anda bisa dengan mudah dia tinggalkan, seperti yang dia lakukan saat ini terhadap istrinya.
Sebelum Anda memutuskan untuk maju mendapatkan suami orang, kembalikan lagi pada diri Anda. Jika saat ini Anda dalam kondisi sudah menikah, punya anak, punya suami, lalu hadir wanita lain yang berusaha merebut suami Anda, apakah Anda rela? Kami yakin, tidak. Karena itu, janganlah Anda menjadi wanita lain itu. Jatuh cinta tidak pernah salah, tetapi masuk apalagi sampai merusak rumah tangga orang lain seringkali menyisakan penderitaan batin.

Posting Komentar

0 Komentar