Jawablah dengan jujur, pernahkah timbul rasa capek dan
kejenuhan dalam perkawinan Anda ?
Berapa banyak keluarga yang diluarnya kelihatan harmonis, tetapi
kenyataannya sudah berada di ambang perceraian.
Boro-boro orang
luar, terkadang pasangannya sendiri pun tidak tahu, bahwa salah satu
dari mereka; sudah merasa benar-benar jenuh dengan perkawinannya.
Untuk mengatasi kejenuhan ini mereka berselingkuh, bahkan sudah
terpikirkan untuk menempuh langkah terakhir ialah “Perceraian !”
Hanya saja belum berani mengutarakannya, karena masih adanya
hambatan-hambatan lainnya, misalnya merasa belum tega, anak-anak
yang masih kecil, takut kehilangan jaminan materi, keluarga maupun
faktor agama.
Tujuan utama dari perceraian bukannya ingin memberikan apa yang dia
butuhkan ! Melainkan apa yg saya butuhkan dan inginkan agar aku bisa
hidup lebih bahagia.
Perceraian dilakukan bukannya untuk orang yang
kita kasihi, melainkan untuk Ego kepentingan dan kepuasan sendiri.
Dengan alasan karena ingin hidup lebih bahagia & lebih harmonis.
Tapi jawablah dengan jujur “Harmonis & bahagia untuk siapa ?”
Pertama perlu Anda ketahui “Tidak pernah ada orang yang merasa
bahagia karena perkawinannya kandas”.
Kenapa banyak orang ingin
mengakhiri perkawinannya ?
Mereka mengharapkan melalui pasangan baru akan bisa merobah
kehidupan perkawinannya. Menjadi lebih baik dan lebih harmonis.
Ini sebenarnya satu pandangan yang salah, sama seperti juga seorang
pemain biola, apabila nadanya sumbing, bukannya harus ganti alat
musiknya, melainkan berusaha untuk belajar main musik yang lebih
baik. Masalahnya walaupun Anda ganti partner sekalipun problem yang
sama akan terulang kembali, karena tidak terjadi perubahan di dalam
DIRI Anda sendiri !
Kebahagiaan perkawinan ditentukan
bukannya oleh pasangan kita, melainkan oleh diri kita sendiri.
Apa sebenarnya yang kita inginkan dari perkawinan ini ?
Apabila Anda
bersedia dan mau diperlakukan seperti sekarang ini; itu salahnya
Anda sendiri. Bagaimana orang lain bisa mengasihi dan menghargai
Anda, apabila Anda sendiri tidak bisa dan tidak mau menghargai dan
mengasihi diri sendiri.
Mulailah memilih mana yang penting karir
atau keluarga. Utarakanlah perubahan apa yang Anda inginkan di dalam
perkawinan ini.
Problem perkawinan adalah cermin dari problem Anda sendiri, sehingga
dengan mana kita tidak bisa menyalahkan bahwa partner Anda adalah
penyebab utama dari semua ini. Misalnya partner Anda berselingkuh !
Pertanyaan yang harus diajukan bukannya: “Kenapa Loe berselingkuh ?”
melainkan “Dimana letak kesalahan saya sehingga mendorong dia untuk
berselingkuh ?” Sebab disitulah letak akar utama dari problem ini.
Mungkin untuk menjaga keharmonisan rumah tangga, hingga saat ini
Anda selalu mengalah, karena tidak mau ribut. Keluaran kelihatan
sebagai “Istri/Suami Teladan” dengan prinsip Mr. Nice Guy, tetapi
kenyataannya Anda sudah jenuh dan capek. Kesalahan ini sebenarnya
terletak di dalam diri Anda sendiri, karena Anda ingin dan mau
diperlakukan jadi Mr Nice Guy terus-menerus.
Sudah tiba saatnya dimana Anda harus berani konfrontasi dengan
mengambil tindankan untuk mengungkapkan apa yang Anda inginkan
bukannya selalu apa yang orang lain inginkan dari Anda. Keributan
dalam rumah tangga itu wajar dan percayalah banyak rumah tangga
hancur, bukannya karena sering ribut, melainkan karena tidak adanya
keterus-terangan dan keterbukaan dari masing-masing pihak, dimana
masing-masing menggunakan topeng ! Masing-masing berusaha untuk
memerankan perannya sebaik mungkin, walaupun ini hanya sekedar
sandiwara semata-mata !
Resep paling baik untuk mengatasi krisis perkawinan adalah
komunikasi. Usahakanlah agar bisa lebih banyak saling berkomunikasi
satu dengan yang lain. Krisis perkawinan tidak bisa diatasi hanya
dengan nonton film sinetron, melainkan Anda harus memerankan sendiri
peran itu tersebut.
Dimana Anda lebih sering berbicara dengan partner Anda dan bisa
lebih sering berkomunikasi dengan pasangan Anda, maka akan lebih
mudah Anda mengatasi promblem pernikahan Anda. Formula perkawinan
itu seperti juga Formula matematik. Semakin banyak diam diantara
suami/istri semakin jauh pula jarak antara suami – istri,
kebalikannya semakin banyak komunikasi, berarti semakin dekat pula
jaraknya hubungannya.
Bagaimana apabila saya punya “Wanita/Pria Idalaman Lainnya” WIL/PIL apakah sebaiknya saya berterus terang ? Ya, walaupun dengan keterus terangan ini akan terjadi keributan dan kekecewaan besar, tetapi percayalah sehabis gelap pasti terbitlah terang untuk bisa memulai awal yang baru. Disamping itu dengan keterusterangan ini partner Anda akan bisa mengetahui berapa jauh sudah jarak antara Anda dengan dia. Perlu diketahui berdasakan jajak pendapat, perselingkuhan dilakukan bukannya, karena masalah esek-esek ataupun, karena ingin mendapatkan WIL/PIL yang lebih muda, melainkan karena tidak adanya komunikasi lagi antara satu dengan lain. Kehambaran perkawinan inilah yang menyebabkan kebanyakan orang berselingkuh maupun banyaknya terjadi perceraian.
Bagaimana apabila saya punya “Wanita/Pria Idalaman Lainnya” WIL/PIL apakah sebaiknya saya berterus terang ? Ya, walaupun dengan keterus terangan ini akan terjadi keributan dan kekecewaan besar, tetapi percayalah sehabis gelap pasti terbitlah terang untuk bisa memulai awal yang baru. Disamping itu dengan keterusterangan ini partner Anda akan bisa mengetahui berapa jauh sudah jarak antara Anda dengan dia. Perlu diketahui berdasakan jajak pendapat, perselingkuhan dilakukan bukannya, karena masalah esek-esek ataupun, karena ingin mendapatkan WIL/PIL yang lebih muda, melainkan karena tidak adanya komunikasi lagi antara satu dengan lain. Kehambaran perkawinan inilah yang menyebabkan kebanyakan orang berselingkuh maupun banyaknya terjadi perceraian.
JADILAH APA ADANYA , BUKAN ADA APANYA..............
Sebuah artikel permintaan saudaraku, mudah2an bisa jadi pencerahan buat saya dan kita semua....amiiiiin
0 Komentar
Silahkan berkomentar sesuai dengan judul artikel,
Kritik dan saran sangat membantu saya dalam memeperbaiki blog ini.
Terima kasih atas kunjungan anda...