Ada seorang raja satu kali mengadakan perjamuan besar dan dia
mengundang banyak orang penting dan terhormat untuk berpesta di
rumahnya. Kebanyakan orang yang datang berkereta kuda yang sangat
mewah, sangat khusus, sangat baik. Malangnya, pada hari itu ketika ia
mengadakan pesta, hujan deras turun mengguyur luar biasa deras, sampai
pintu utama untuk tamu masuk tergenang dan di situ terbentuk sebuah
kolam air bercampur lumpur. Sial sekali bagi seorang tamu yang luar
biasa, yang datang dengan kereta kudanya, pada saat dia keluar turun
dari keretanya, kakinya tersandung pada batu dan jatuh tertelungkup,
persis di dalam kubangan air bercampur lumpur itu.
Seluruh tubuhnya termasuk kepalanya terbenam dalam air berlumpur itu,
seluruh jubah indah dan sepatunya kini basah berlumuran tanah coklat.
Semua orang yang melihatnya tertawa karena terlihat lucu sekali, dan
tamu ini merasa malu sekali, dia merasa malu dan merasa tidak pantas
untuk ikut dalam persta perjamuan itu. Kemudian ia memutuskan untuk
pulang saja. Pelayan yang melihat peristiwa ini segera lari
memberitahukan kepada raja, dan raja segera keluar menemui tamu ini
serta membujuk dia agar jangan pulang. Tapi tamu itu tetap tidak mau
masuk dan tetap mau pulang saja meskipun raja berulangkali membujuk dia.
Dalam keadaan seperti ini, tiba-tiba saja raja itu melakukan satu
tindakan yang luar biasa, dia menjatuhkan diri ke dalam kolam air
seperti kubangan lumpur itu, sehingga dia menjadi kotor seperti tamu
yang jatuh tersebut. Lalu raja itu berkata kepada tamunya: “Sekarang,
apakah kamu masih merasa tidak layak kalau berjalan bersama aku dan
masuk ke rumahku?”
Kisah inspirasi
ini menunjukkan bahwa kita harus belajar hidup mementingkan orang lain
dalam hidup kita. Sebuah pola kehidupan yang saya kira di dalam zaman
yang sangat individualis sangat sulit untuk mau mementingkan orang lain.
Hidup mementingkan orang lain sudah hampir hilang di dalam diri umat
manusia. Namun dengan kerendahan hati sebuah keadaan dapat diselamatkan
dan dipakai untuk menolong menyelamatkan keadaan orang lain.
Banyak keberhasilan berawal dari kerendahan hati dan karena mau mementingkan orang lain.
“Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.”
0 Komentar
Silahkan berkomentar sesuai dengan judul artikel,
Kritik dan saran sangat membantu saya dalam memeperbaiki blog ini.
Terima kasih atas kunjungan anda...