Alkisah di suatu tempat nan jauh disana, di negeri para penjilat,
terdapat sebuah cerita tentang parodi kehidupan. Dimana di negeri para
penjilat ini di penuhi oleh orang-orang mengaku pintar teapi bodoh yang tak terkira
jumlahnya. Di negeri para penjilat ini, keterampilan warga negaranya
tidaklah penting, disana yang lebih di utamakan adalah kemampuan untuk
menjilat Sang Raja. Di Negeri Para Penjilat, seseorang itu di nilai
bukan karena kemampuannya, tapi oleh faktor kedekatan. Oleh karena itu
di negeri para penjilat banyak sekali orang-orang bodoh yang menduduki
kekuasaan Negara karena kemampuan menjilatnya.
Dahulu negeri ini dipimpin oleh Raja yang arif bijaksana,
sehingga kebutuhan hidup terasa mudah untuk didapatkan, rakyat hidup
damai dan sejahtera. Hingga datanglah pembantu penghasut yang berhasil
menghasut Sang Raja. Saat itu Sang Raja dibantu oleh beberapa orang
tolol bermulut manis dalam menjalankan roda pemerintahan. Di depan Sang
Raja mereka memperlihatkan hal-hal manis seolah-olah semua baik-baik
saja, akan tetapi dibelakang punggung Sang Raja kebusukan Sang Penjilat
terlihat, mereka saling menghasut, saling menjatuhkan, bahkan saling
membunuh demi harta dan kekuasaan.
Kejadian ini terjadi bertahun-tahun, hingga datanglah seorang
pengembara/pelajar muda dengan pendirian teguhnya ingin merubah keadaan
dalam negeri ini. Dengan segala keteguhannya dan kemampuannya si
pengembara mulai merubah tatanan di negeri penjilat. Tetapi niat mulia
itu mendapat tentangan yang sangat luar biasa dari para penjilat yang
berada di Pemerintahan tersebut. Para Penjilat mulai menyusun siasat
untuk menyingkirkan Sang Pengembara muda tersebu dari negeri para
penjilat.
Untungnya si penggembara muda itu mampu
membaca niat jahat para pembantu raja tersebut. Dengan kemampuan
#membacapertanda dan kerendahan hatinya, akhirnya si penggembara itu
mampu menggalahkan lima pembantu tolol Sang Raja. Para pengikut
penjilat tersebut tunggang-langgang mencoba melarikan diri dari amukan
masa yang beringas menuntut keadilan.
Karena malu atas
kebodohannya yang menggakibatkan rakyat sengsara selama bertahun-tahun
akhirnya Sang Raja bunuh diri. Kemudian atas permintaan dari rakyat, si
penggembara muda tersebut akhirnya naik tahta dan memimpin rakyat di
Negeri Para Penjilat menuju mas kejayaan. Sejak si penggembara muda naik
tahta, sistem pemerintahan di ubah 180 derajad. Sekarang semua orang di
hargai karena kemampuannya sendiri bukan karena “keahlian” menjilatnya..
....... One Word Without Coruption and bootlicker ........
Jasa Webdesign : www.b-e.web.id
0 Komentar
Silahkan berkomentar sesuai dengan judul artikel,
Kritik dan saran sangat membantu saya dalam memeperbaiki blog ini.
Terima kasih atas kunjungan anda...