Takdir atau nasib seorang manusia tidak ada yang bisa mengetahui termasuk dalam memilih keyakinan untuk hidup, hal ini juga dialami seorang akademisi asal Negeri Kincir Angin, Belanda, Siti Malikah Melek Feer yang awalnya seorang atheis atau tidak beragama saat ini menjadi Muslimah di Indonesia.
Bernama lahir Melek Marlou Feer 32 tahun silam, Malikah panggilan akrabnya merupakan putri dari pasangan suami istri asal Amsterdam yang tidak terlalu memiliki keyakinan pada agama.
Bukan hanya itu, kedua orang tuanya bahkan memandang negatif agama yang menyebabkan Malikah ikut terpengaruh dengan stigma buruk tersebut.
Pengaruh buruk tersebut sedikit memengaruhi pandangan Malikah terhadap rekan atau masyarakat beragama Islam, sebab menurut dia banyak hal negatif yang dilakukan Muslim di Belanda.
Terlebih di negara tersebut sebagian besar warganya tidak beragama atau Atheis dan hanya 6 persen yang menganut Islam dari 17 juta jiwa.
"Di Belanda umat Muslim bukan hanya dibenci karena identitas teroris saja, namun juga karena sikap yang cenderung suka melanggar aturan," ungkap Malikah saat berkunjung ke kantor Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) X di Padang pada Jumat, 20 Januari 2017.
Meskipun demikian, dia mengaku mulai tertarik mengenal Islam dan mempelajarinya saat bergaul dengan penduduk imigran dari Turki dan Maroko saat dirinya SMA bekerja di pabrik daging.
"Ternyata orang Islam sopan dan baik serta pekerja keras," ujar Malikah.
Akan tetapi dalam perjalanannya hal tersebut belum menjadikan Malikah mempercayai dan masuk untuk memeluk agama Islam.
"Saya masih belum percaya ketika itu, meski sudah membaca banyak kitab dari Injil hingga cerita Nabi dan Rasul," kenangannya.
Bahkan dia juga mengaku menulis dalam catatan hariannya dan bertekad tidak akan masuk Islam, meski banyak "gangguan" dari teman yang Muslim untuk masuk Islam.
"Hingga akhirnya hidayah itu datang melalui seorang temannya yang memiliki kepribadian baik saat masuk kuliah," ungkap Malikah yang mengaku masuk Islam dalam bentuk nazar sebelum ujian di jurusan Terapi Kulit Kecantikan.
Masuk Islam ini Malikah sangat berterima kasih pada temannya seorang Muslimah dari Afghanistan yang mengajarkannya dua kalimat Syahadat.
Setelah memastikan masuk Islam, beragam kisah harus dialami Perempuan yang saat ini sedang mengejar gelar Doktor (S3) di Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut.
"Tiga bulan setelah memeluk agama Islam ada pertentangan dari kedua orang tua, terutama bapak," tuturnya.
Meskipun begitu dirinya tetap konsisten dan terus berupaya keras meyakinkan keluarganya, walaupun untuk menggunakan jilbab harus sembunyi-sembunyi.
"Baru setelah 13 tahun memeluk Islam, kedua orang tua mau menerima, bahkan mengingatkan saat waktu salat," kata dia yang mengaku pernah kuliah S1 di bidang pendidikan meski tidak selesai.
0 Komentar
Silahkan berkomentar sesuai dengan judul artikel,
Kritik dan saran sangat membantu saya dalam memeperbaiki blog ini.
Terima kasih atas kunjungan anda...