Saat ini proses
keadilan di bangsa ini sedang dipertanyakan. Para penegak keadilan yang
diharapkan dapat memberikan rasa aman masyarakat di dalam proses mendapatkan
keadilan ternyata malah berbeda pendapat satu dengan lainnya.
Di saat inilah perlunya
kita kembali menengok masa keemasan bangsa kita, tak ada salahnya untuk membaca
kembali sejarah bangsa kita. Anonim mengatakan “Bila dunia mau belajar dari
sejarah, maka dunia akan tenteram.” Bila bicara tentang sejarah keadilan bangsa
ini, maka kita pasti bicara tentang Kisah Ratu Shima yang dikisahkan dalam
cerita Dinasti Tang tentang Ratu Jawa.
Ia menjadi pemimpin
yang benar-benar mampu dan mau memimpin. Bertanggung jawab dengan
kepemimpinannya, berlaku adil kepada semua kalangan, mementingkan kesejahteraan
rakyatnya, dan memiliki keimanan dan ketakwaan yang tinggi kepada Sang
Pencipta. Semua kriteria dan syarat menjadi pemimpin yang dicintai ada pada
sang ratu. Ya, ia adalah seorang ratu. Seorang perempuan yang menjadi pemimpin
di sebuah kerajaan besar, dan sangat dicintai rakyatnya. Bahkan, cerita tentang
kemasyhuran kepemimpinannya sampai ke negeri Cina, yang dikisahkan dalam sebuah
memorial Dinasti Tang, satu di antara dinasti besar dalam kekaisaran Cina.
Shima atau Sima adalah
seorang ratu yang memerintah kerajaan Kalingga dari tahun 674 - 695 M. Kerajaan
Kalingga yang terletak kira-kira di sekitar daerah Jepara, Jawa Tengah,
mengalami masa kejayaannya di masa pemerintahan beliau.
Pemimpin yang adil dan
rakyat yang taat pada kepemimpinan yang adil menjadi modal terbesar dalam
mewujudkan negara yang baldatun tayibun wa rabbul ghafur. Negara yang
diridhai Allah SWT, mendapat manfaat karena pemimpin dan rakyatnya beriman dan
bertakwa, serta mampu mewujudkan tugas sebagai khalifah di bumi.
Adapula hikmah yang bisa dijadikan teladan pada
kisah Ratu Sima. Menjadi seorang pemimpin yang dicintai rakyatnya, harus
memiliki beberapa syarat.:
- Pemimpin harus adil. Rasa keadilan dapat menciptakan rasa aman dan tenteram bagi seluruh rakyat pada suatu negara. Keadilan harus diterapkan pada semua elemen dan kalangan, tidak memandang derajat dan kedudukan seseorang, bahkan keluarga sendiri.
- Pemimpin harus memiliki ketegasan dan keberanian yang lugas. Artinya seorang pemimpin yang ingin dicintai rakyat, harus memiliki nyali dalam menentukan arah kebijakan dan menegakkan aturan yang telah dibuatnya. Peraturan yang dibuat bertujuan untuk menciptakan ketenteraman dan kesejahteraan. Tegakkan aturan sesuai dengan fungsi dan tujuannya, jangan ragu-ragu dalam mengambil kebijakan, apalagi kebijakan tersebut menyangkut kehidupan seluruh rakyat. Berani berkata yang sesuai aturan, namun yang lebih penting adalah berani menerapkan atau melaksanakan dari aturan-aturan tersebut.
- Seorang pemimpin yang dicintai rakyatnya harus memiliki kepekaan sosial. Mendengarkan masukan dari semua orang di sekeliling seorang pemimpin adalah keniscayaan yang terbaik. Tidak ada sebuah pemerintahan yang bisa berjalan dengan baik, tanpa adanya orang lain yang berada di samping kanan dan kiri, depan dan belakang, yang selalu setia dan taat dengan keputusan bersama yang dibuat.
Bila sang pemimpin memiliki kepekaan sosial, mau
mendengarkan orang lain dalam mengambil suatu keputusan atau kebijaksanaan,
maka akan tercipta kondisi masyarakat yang madani, sejahtera lahir dan batin.
Kisah ini terdapat berbagai versi dalam penceritaannya. Tetapi hikmah yang
dapat diambil ialah bahwa rasa keadilan dapat menciptakan rasa aman bagi
seluruh masyarakat suatu bangsa. Untuk mendapatkan hal tersebut maka dibutuhkan
seorang pengambil kebijakan yang bernyali besar dan mampu bersikap adil.
Adakah?????????????????????????
0 Komentar
Silahkan berkomentar sesuai dengan judul artikel,
Kritik dan saran sangat membantu saya dalam memeperbaiki blog ini.
Terima kasih atas kunjungan anda...