Recents in Beach

Ketika diam itu sebagai pilihan


Ketika diam itu sebagai pilihan
ketika semuanya harus dimengerti dengan diam, banyak hal yang menjadi salah, aku banyak menerka-nerka tentang sebuah arti, banyak yang harus kurenungkan sendiri dan dengan logikaku kucoba mengartikan setiap apa yang tersirat di dalam setiap kehidupanku. Seperti tiba-tiba aku yang dengan mudah bisa menangismu, yang hadir dalam hidupku, lalu dengan perlahan air mata meleleh,  jeritanku semakin larut dengan hening, kenapa ini bisa terjadi,kenapa,,,,? dia tiba-tiba hadir dalam hidupku kemudian datang menawarkan berjuta kehidupan baru yang penuh dengan misteri, kehidupan dengan cerita nyata dan bukan sekedar hayalan. Perasaan cinta itu mulai hadir, tapi apa,,,? cinta mengubahku, kadang dengannya aku bisa kuat dan dengannaya pula aku menjadi lemah, andai dia tau jika mencintainya dalam diam adalah sebuah kesakitan, menahan yang setiap detiknya perih ketika rindu menghujaniku,aku kesakitan menahan perihku sendiri, lalu air mata menjadi bahasa terakhirku hingga saat ini.
Entah sampai berapa lama aku bisa bertahan menahan rasa ini harus menunggu  setiap detik-detik kehidupan, dia mengungkapkan semua tanpa harus ku jelaskan sendiri, apa dia mengerti apa yang aku rasakan ,,,? Ataukah dia pura-pura tidak tau ini semua,,,? Sejauh ini kupaksakan untuk menahankannya, memilih diam dan terus lakukan apa yang menjadi kebiasaan, aku berusaha terus menjadi apa yang diharapkan, berpura-pura menikmati kebahagiaan ini, berpura-pura menyamankan keadaan ini,  aku tak tau pasti seberapa lama apa aku menyanggupi ini, rasanya ingin menukar jiwa ini kepada siapa saja, rasanya ingin menukar pemikiran ini kepada siapa saja, rasa hilang arah menghantui setiap jejak-jejak yang ku buat, rasa jenuh menjadi ciri khas yang biasa terbaca, aku tidak mengerti Sampai kapan aku bisa memendam ini semua, seandainya ini mudah terkatakan tanpa harus kupersulit ini dengan kata-kata yang aku sendiri tak bisa memahaminya, seandainya ini mudah kulakukan tanpa harus kubebankan pikiranku dan harus kuperjelas padanya, akupun tak tau pasti,  apa yang aku sendiri tak bisa mengartikan maksudnya, aku pun tak tau seberapa lama waktu membiarkan ku  bertahan berpura-pura  dengan ini semua. Adakah kalimat yang bisa menenangkanku, Kegelisahan.. Rasa sakit.. Apa arti semua ini?? Tuhan pasti tau maksud semua ini, pasti ada jalan yang terbaik yang tlah dipersiapkan untukku, aku hanya perlu menunggu.., Bukankah begitu?? Tapi sampai kapan,,,? Kapan dia bisa mengartikan setiap artiku dikehidupannya.
  Seandainya bisa memilih, aku jauh memilih tak ingin merasakan perasaan ini,  terlalu menyiksa batin jika rasa rindu itu hadir. Diam diam dan diam serta menunggu itu yang aku lakukan saat ini, berharap dalam setiap do’a dia bisa merasakan apa yang aku rasakan selama ini, aku begitu yakin dia mulai mengerti arti diriku dihidupnya, walaupun kita Cuma sekedar diam dan terus sama-sama diam menikmati rasa ini.
Inikah jawaban dari setiap do’a dalam sujutku,semua tak pernah terpikirkan, yang aku tau setiap rasa itu hadir, aku hanya bisa menetesan air mata tanpa berani mengungkapkan apa yang aku rasakan,
Sayangnya, dalam keheningan dan diam yang saya rasakan,lebih banyak rasa galau daripada sebuah usaha untuk mengembalikan pola pikir yang lebih logis. Galau ketika mata terus meronta untuk sebuah sekelibat pandangan. Galau ketika mulut harus terkatup rapat meski sebuah kesempatan sedikit terbuka. Galau ketika mencintai menjadi sebuah pilihan yang menyakitkan. Galau ketika mencintai hanya akan menambah beban hidup. Galau ketika menyadari bahwa segalanya tidak akan pernah terjadi. Galau ketika tanpa disadari harapan terlanjur membumbung tinggi. Galau ketika semua bahasa tubuh seperti digerakan untuk bertindak bodoh.  Khuhhhh,,,,Apakah mencintai seseorang senantiasa membuat orang bodoh?  Tentu tidak. Namun itu pula yang saya rasakan. Dalam kelelahan, diam dan kegalauan yang saya rasakan selama ini, ada rasa syukur atas berkat dari Sang pemberi hidup atas apa yang saya alami. Syukur ketika rasa pahit menjadi bagian dari mencintai seseorang. Syukur ketika berhasil memendam semua rasa untuk tetap berada pada zona diam. Syukur untuk sebuah pikiran abnormal namun tetap bertingkah normal. Syukur ketika rasa galau merajalela tak terbendung. Syukur ketika rasa perih tak terhingga datang menyapa. Syukur karena tak ditemukannya sebuah nyali untuk mengatakan "Aku kangen kamu". Syukur ketika perasaan hancur lebur menjadi bagian dari mencintai. Syukur ketika harus menyembunyikan rasa sakit dalam dalam ,Syukur atas rahmat hari yang berantakan akibat rasa pedih yang teramat dalam.
Akhirnya, bagi saya, keputusan untuk mencintai melalui sebaris doa menjadi pilihan yang paling pantas. Setidaknya, mencintai secara tulus melalui doa, dalam tradisi agama yang saya anut, akan menjadi lebih bermakna,karena saya diteguhkan dan menjadi berkat atas segala rasa perih yang senantiasa ada didalam diri. Dalam doa, akhirnya, semuanya kita kembalikan kepada Sang pemberi Hidup.
Dan hari ini, dari semua pembelajaran yang telah saya terima, berkembang menjadi sebuah bentuk KEPASRAHAN. Sebuah Zona yang terbentuk karena saya merasa tidak berdaya. Dimana saya merasa tidak memiliki kemampuan untuk membuat segalanya menjadi mungkin. Dimana saya tidak berani untuk membangun sebuah harapan. Dimana saya tidak berani untuk mengatakan "Aku kangen kamu,aku merindukanmu, mari kita pastikan segalanya, dan semuanya, hanya untuk kita berdua saja." Dan ini adalah pilihan terakhir yang saya miliki, mencintai dalam kepasrahan, tanpa berharap dan tanpa meminta. Meski sangat susah dan hampir mustahil bagi saya untuk tidak mengingatnya.


Posting Komentar

0 Komentar